Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief mengkritik pihak-pihak yang masih mempersoalkan isu penculikan atau pembunuhan masa lalu jelang pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Andi kemudian meminta pihak-pihak tersebut untuk bertanya langsung ke Presiden Joko Widodo terkait keberhasilannya menuntaskan kasus Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam hal ini, Andi mengkritik Jokowi yang justru gagal menuntaskan kasus HAM yang melibatkan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
"Kalau masih ada yang yang berkoar soal penculikan atau pebunuhan masa lalu, sebaiknya besok pagi lihat mata Novel Baswedan. Tanyakan pada sebelah matanya, Jokowi ngapain aja?" kicaunya lewat akun twitter @AndiArief_, Minggu (30/12).
Menurut Andi, pembahasan soal penculikan dan pembunuhan masa lalu akan relevan jika Jokowi mau memberi sebelah matanya pada Novel Baswedan. Menurut Andi, percuma Jokowi punya mata tapi tak mampu menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Novel.
"Kenapa mata Pak Jokowi? Karena percuma punya mata tapi tau mau melihat persoalan yg mudah ini untuk diselesaikan," tambahnya. Jokowi dinilai gagal mengusut kasus yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan.
Andi menekankan orang yang kejam justru orang yang tahu dan punya kewenangan mengungkap masalah tetapi memilih diam. "Dimana kejamnya? mementingkan jabatannya ketimbang keadilan," pungkas Andi.
Kalau Jokowi berkeinginan memberi sebelah matanya Pada Novel Baswedan, mari kita bicara soal penculikan dan pembunuhan masa lalu. Kenapa mata Pak Jokowi? Karena percuma punya mata tapi tau mau melihat persoalan yg mudah ini untuk diselesaikan.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyatakan Jokowi tak pernah bertindak negatif terhadap masyarakat Indonesia selama empat tahun menjabat sebagai presiden Indonesia. Ia juga menyebutkan Jokowi tak pernah sekalipun menculik dan membunuh masyarakat Indonesia ketika menjabat sebagai presiden.
"Menurut saya positif semua, mana ada beliau menculik orang, menganiaya orang, enggak pernah membunuh orang, enggak pernah," kata Ma'ruf saat ditemui di Pesantren Mathla'ul Anwar Linahdlatil Ulama, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12).
Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Irma Suryani Chaniago mengatakan akan mengkapitalisasi isu masa lalu Prabowo sebagai bentuk perubahan strategi TKN guna menangkal isu negatif yang menyerang Jokowi selama ini. Irma mengatakan salah satu isu masa lalu yang akan dikapitalisasi adalah isu penculikan aktivis hingga pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Isu itu akan digunakan untuk membalas tudingan bahwa Jokowi sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Kasus Novel Baswedan muncul pada bulan April 2017 lalu. Namun hingga kini, Jokowi masih belum mau membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) di kasus Novel seperti yang dituntut oleh pegawai KPK dan aktivis HAM Tanah Air.
No comments: