Saat itu ada seorang pengendara motor melewati kawasan tertib lalulintas tanpa menggunakan helm. Dia hanya menggunakan peci putih.
Tentu saja pengendara tersebut terkena tilang polisi karena melakukan pelanggaran.
Petugas pun segera meminta SIM dan STNK-nya. Herannya, bukannya mengeluarkannya orang ini malah mengatakan hal tak terduga.
"Maaf, Pak. Boleh melihat SIM dan STNK-nya" pinta petugas.
"Katakan apa kesalahan saya?" Lelaki ini merasa tidak melakukan pelanggaran apa pun.
"Bapak tidak menggunakan helm."
"Saya tak akan menggunakannya. Itu bukanlah kewajiban di agama saya."
"Maksudnya?" Petugas kurang mengerti.
"Rasulullah tidak menggunakan helm. Jadi, jangan harap saya juga akan menggunakannya."
Lelaki ini merasa sudah menang telak.
"Benar, Rasulullah tak memakai helm. Tapi, setahu saya, beliau juga tak menggunakan motor. Sekiranya beliau menggunakan motor, pasti juga memakai helm."
Jawaban itu benar-benar menohok. Seketika sang pengendara terdiam, bungkam tanpa kata.
"Anda mengharamkan sesuatu yang dibenci dengan mudahnya.
Tapi, menghalalkan apa yang disukai semaunya, seolah Anda penentunya." Si petugas tersenyum dan menutup bukunya.
Wajah pengendara terlihat pias sekaligus geram. Dia kesal karena belum mampu melontar jawaban yang tepat sebagai balasan.
"Alhamdulillah, saya mengerti ilmu agama dengan cukup baik.
Saya yakin, Rasulullah menyukai umatnya yang menjaga kesehatan dan keluarganya," tambah si petugas.
"Apa maksud Anda? Apakah tanpa memakai helm saya tak menjaga keluarga?" Sang pengendara mulai emosi dan bermuka masam.
"Benar ... bayangkan jika Anda mengalami kecelakaan lalu cedera di bagian kepala? Apakah keluarga Anda tak merasa khawatir dan cemas? Lalu, siapa yang akan menafkahi mereka?" "Allah yang akan memberi nafkah!" ketusnya. "Tentu. Tapi, Anda adalah perantara datangnya rezeki mereka. Sekiranya Anda cacat, rezeki itu mungkin akan datang melalui orang lain. Apakah Anda bisa menerimanya? Apakah Anda ikhlas?" Pengendara tersebut tak berkutik.
"Benar ... bayangkan jika Anda mengalami kecelakaan lalu cedera di bagian kepala? Apakah keluarga Anda tak merasa khawatir dan cemas? Lalu, siapa yang akan menafkahi mereka?" "Allah yang akan memberi nafkah!" ketusnya. "Tentu. Tapi, Anda adalah perantara datangnya rezeki mereka. Sekiranya Anda cacat, rezeki itu mungkin akan datang melalui orang lain. Apakah Anda bisa menerimanya? Apakah Anda ikhlas?" Pengendara tersebut tak berkutik.
Ucapan si petugas benar-benar mengena dan mematikan argumennya. Dia membisu tak mampu melempar kalimat-kalimat lagi.
Dengan enggan, dia akhirnya mengeluarkan SIM dan STNK.
"Melindungi diri Anda, sama halnya dengan melindungi keluarga. Bayangkan perasaan tenang istri melihat suami memakai helm. Hari ini saya tak akan menilang Anda. Anggaplah nasehat tadi sebagai surat tilang bagi Anda."
Sumber: radarislam.com/kena tilang
Jawaban Polantas ini Menohok, Pengendara : Rasulullah Tak Pake Helm?
Reviewed by #
on
December 30, 2018
Rating:
No comments: